spirit.my.id – Sebanyak 30 pekerja kesenian perwakilan dari kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, mengikuti rapat internal Rumah Pekerja Kesenian, yang mengambil tempat di sekertariat, jalan Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 23 Juni 2020.
Para seniman baik moderen maupun tradisional hadir dengan semangat terbarukan untuk wujudkan mimpi memiliki wadah resmi. Kedepan Rumah Pekerja Kesenian ini, tidak hanya diperuntukan untuk seniman KBB saja tapi menjangkau se Bandung Raya.
Berbagai program pun dibahas baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Dan para seniman ini menikmati sajian acara dengan serius namun santai.
Sebagai gebrakan pertama Rumah Pekerja Kesenian ini adalah audisi lagu Sunda, dibawah garapan bidang Seni Musik moderen dengan Ketua Penih Rohendi, yang merupakan arranger musik.
Untuk acara yang digawanginya ini, Peni,menjelaskan nanti akan ada audisi dalam bentuk on air melalui youtube dan off air, datang langsung ke tempat audisi.
Saat ini, bapak satu anak itu, sedang mempersiapkan segalanya agar audisi tersebut berjalan sesuai harapan.
Selain itu, yang patut di acungi jempol dari Rumah pekerja Kesenian ini, bakal ada star up khusus kesenian. Program ini terbilang terobosan karena keberadaannya masih jaranng. Tak kalah gresnya, pemanfaatan dunia maya akan lebih dimaksimalkan dengan mengandalkan potensi anggota Rumah Pekerja Kesenian.
Kedua program tersebut akan digarap dibawah bidang Infomasi dan Publikasi, dengan Ketua Wendri Wandriana, yang merupakan anggota badan kreatif KBB.
Acara makin segar, pasalnya dihadirkan tarian musik Sunda kontemporer dengan judul lagu ‘Sampurasun” oleh 3 penari bahenol dibawah arahan Heri Sandi alias Abah Eot, yang tiada lain adalah Ketua Bidang Seni Musik Tradisional.
Wawan Hermawan, Ketua sekaligus inisiator Rumah Pekerja Kesenian, sumringah, ia mengucapkan terimakasih kepada anggota yang telah hadir di acara tersebut.
“Saya berharap aktif untuk memajukan kesenian baik moderen maupun tradisional sehingga kita menjadi penentu perjalanan sejarah kebudayaan yang saat ini tentu tidak terlepas dari peran pemuda. Jadi pokok kami adalah menjadi perbaikan generasi muda dalam hal seni budaya,”katanya usai acara.
Sang komandan tak menampik, banyak tantangan yang nanti bakal dihadapadi namun dengan kerjasama, Wawan optimistis dapat dilalui.
“Kendala utama kami adalah komunikasi karena cakupan wilayah, tapi itu tidak jadi masalah utama, tapi bagaimana caranya kami diakui secara formal dalam bentuk legalitas. Intinya bisa diakui pelaku seni yang legal dan terdaftar,”tandas sang ketua.
Hal yang menjadi sorotan lain lagi adalah, tempat berlatih, berkarya sekaligus berkumpul. Untuk urusan ini, anggota Rumah Pekerja Kesenian, patut berbangga karena sudah memiliki tempat yang aman dan nyaman dengan segala faslitias yang sudah tersedia.
“Untuk pekerja kesenian, ruang ekspresi itu bisa dalam bentuk aktifitas keseharian kesenian itu yang paling penting,” tegasnya.
Sementara itu, pelaku kesenian Heri sandi, yang bisa dipanggil Abah Eot, bersyukur terbentuknya Rumah Pekerja Kesenian ini, sebab bisa mengembangkan potensi kesenian yang selama ini belum tergali.
“Kadang – kadang potensi yang dibawah itu tidak kelihatan sama yang ditengah dan di atas. Jadi dengan adanya Rumpaka bisa menggali seni dan budaya khususnya buat masyarakat Jawa Barat. Harapannya tetap eksis untuk mengembangkan seni,” harap Abah Eot.
Hal yang sama dikatakan oleh Hesti Krisdianti, salah satu penari yang menghibur di acara itu.
“Bagus untuk mengembangkan potensi khususnya muda mudi. Harapannya bisa menjadi wadah dalam mengeksplorkan bakat dalam berkesenian,” imbuhnya.
Selesai acara, dilakukan poto bersama dan berselvi ria.
Spirit.my.id menjadi media official Rumah Pekerja Kesenian.
Abah Ono Sekertaris Umum (kiri depan) |
(Res)