spirit.my.id – Berawal dari kegagalan mengikuti tes CPNS tahun 2018, nasib baik menghampiri Budiman Santosa, yakni ditunjuk oleh Dinas Perpustakaan kabupaten Bandung Barat menjadi fasilitator perpustakaan untuk 2 wilayah yaitu Kecamatan Cipongkor dan Sindangkerta.
Budi pun melakoninya. Tapi, baru 1 Minggu bekerja, dirinya sudah ditawari untuk mengelola KOLECER (kotak Literasi Cerdas). Budi menyanggupinya yang saat itu lokasinya di Masjid Besar Lembang.
Kolecer sendiri merupakan program dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Jarak tempuh yang jauh dari rumahnya di daerah Citapen, kecamatan Cihampelas ke Lembang (70 km), tak membuatnya mengeluh. kadang kehujanan, ban kempis adalah hal yang biasa dialami. Selama 9 bulan bapak 2 anak ini pulang pergi.
Di bulan Februari 2020, pak Ustad ini, pindah tugas mengelola KOLECER di kecamatan Cililin dengan lokasi di Masjid Besar Al-Hikam yang langsung dibawah Dinas kearsipan dan Perpustakaan KBB, yang sebelumnya KOLECER di bawah DISPUSIPDA Jabar.
Di setiap kabupaten
awalnya cuma ada 1. Sekarang sudah ada 5 kolecer yang tersebar di 5 kecamatan
se KBB. Yaitu di Lembang, Parongpong, Cisarua, Padalarang, dan Cililin
Dalam pengakuannya kepada redaksi, Budi mengatakan, selama mengelola KOLECER banyak suka dan duka, namun lebih banyak sukanya dibanding dukanya.
“Banyak silaturahmi banyak kenalan baru dengan orang – orang hebat baik dari Bandung Barat dan Jawa Barat. Jadi bisa saling bersinergi tukar pengalaman dalam dunia literasi dengan para senior saya. jadi banyak pengalaman dan ilmu selama saya mengelola Kolecer ini,” katanya.
Lanjutnya, dengan mengelola Kolecer, dirinya bisa eksis di dunia maya untuk mempromosikan tentang Kolecer.
“Karena diwajibkan dokumentasi poto, video di posting di facebook, instagram apalagi wa,” tambah laki – laki bergelar S1 Perpustakaan itu.
“Alhamdulillah antusias sekali anak – anak juga sangat senang malahan mereka menunggu untuk saya buka Kolecer ini,” ungkapnya.
Selain itu, sang pengelola menyampaikan, di masa Pendemi para pelajar banyak belajar di rumah karena itu adanya Kolecer dimanfaatkan untuk membaca sekaligus berkumpul dengan teman – temannya.
Budi pun makin sumringah, sebab pengunjung tidak hanya dari wilayah Cililin saja, melainkan dari luar pun banyak yang datang.
“Jangkauan media sosial itu luas jadi yang jauh bisa melihat kegiatan Kolecer. Mereka banyak berkomentar juga ingin berkunjung,” ucapnya.
Budi menjelaskan, sebelum Pandemi Virus kiriman dari negeri Cina, banyak program bagus telah disusun diantaranya dengan salah satu komunitas tapi berantakan gara- gara virus Corona.
“Seluruh schedule tidak bisa terlaksana sampai hari ini. terus juga sosialisasi ke sekolah – sekolah karena libur tidak bisa dilaksanakan di masa Pandemi. Jadi kaya lomba – lomba menulis, mewarnai , menggambar karena tidak boleh berkerumun jadi tidak bisa dilaksanakan,”jelasnya.
Dengan adanya Kolecer khususnya di wilayah Cililin, Budi berharap bisa menambah semangat mulai dari anak- anak hingga orangtua, minat baca lebih meningkat lagi.
“Memberikan motivasi untuk seluruh warga di sekitar Cililin ini untuk terus membaca walaupun masih dalam masa Pandemi seperti sekarang ini,” ucapnya mengakhiri.
(Res)