spirit.my.id – Di era keterbukaan seperti sekarang, banyak wanita berlomba dengan kaum Adam dalam mencari kedudukan atau karir.
Bisa dibuktikan, tak sedikit posisi yang sebenarnya lebih pas ditempati pria kini diambil oleh perempuan.
Adakah yang salah ? tidak karena ini adalah hak azasi, namun wanita tetaplah wanita ada batas – batas yang tak bisa dilampaui.
Bagi cewek yang masih single bisa dimaklumi, tapi bagaimana dengan yang sudah berkeluarga ?
Tentu saja bakal menjadi dilema, disatu sisi sayang dengan fasilitas dan gajih yang besar, disisi lain harus melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri.
Fenomena ini menimpa seoraang wanita bernama Kokom Komala, yang tak lama lagi akan melangsungkan pesta pernikahannya.
Saat ini, dirinya bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan posisi cukup lumayan.Fasilitas dan gajih besar didapatnya. Mala begitu disapa, kini sedang sibuk mempersiapkan rencana pernikahannya.
‘Nanti, Kalau suami mengijinkan bekerja saya akan terus bekerja, tapi kalau melarang, ya saya nurut saja,” begitu tuturnya pada redaksi.
Ia rela melepaskan jabatan dan keuntungan yang selama ini diterimanya.
Baginya tak masalah tinggal di rumah demi berbakti pada suami yang penting segala kebutuhan rumah tangga terpenuhi.
“Yang namanya rejeki kan engga tahu yah, yang pastimah pasti dirijkian sama Allah juga,”lanjutnya.
Wanita kelahiran 96 ini, berpikir, setelah menikah, ia masih tetap bisa produktif mendapatkan penghasilan hanya cara dan strateginya berbeda, bisa jualan online yang sedang tren atau metode lain.
Yang jelas, menjadi istri di jaman now tak selamanya di dapur, harus memaksimalkan potensi dan sumber daya yang bisa dimanfaatkan.
Mala sendiri tak setuju apabila ada wanita yang kekeh ingin bekerja sementara sang suami sudah melarang. Menurutnya, dengan menyuruh stop bekerja, berarti suami akan bertanggung jawab.
“Padahal di rumah juga bisa berkarir, tidak meninggalkan rumah, bisa mengurus suami dan anak,”jelasnya.
Mala tak menampik, sebutan wanita karir membuat sebagian wanita kepedean, ada sebuah kebanggaan. kendati demikian, untuk urusan ini, diserahkan kembali pada individu masing – masing.
Mala hanya berpesan, jangan sampai egosime mengalahkan akal sehat, tataplah kedepan karena kehidupan masih panjang. Bagi yang belum memiliki momongan oke lah, tapi jika sudah, cari solusi yang terbaik.
“Kalau suami mengijinkan bekerja sebelum punya anak ya bekerja, kalau suami tidak ya ikut suami gitu. Bisa menerima iklas yang penting berkah,”ucapnya.
(Res)