spirit.my.id – Akibat virus Corona, sekolah diliburkan gantinya belajar di rumah. Cara ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan pelajar sendiri. Ada yang happy ada pula yang kurang menerimanya.
Elsa Intan Yulianda, salah satunya yang kurang ngeh dengan cara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini, karena menurutnya tidak efektif.
Pelajar SMA ini mengatakan, kurang pahamnya materi dan tidak bisa sharing secara langsung seperti belajar biasa, penyebabnya apalagi selama belajar di rumah banyak dijejelai tugas – tugas.
“Kan kalau di sekolah, kita tidak terlalu terbebani oleh tugas karena setiap harinya guru atau kita yang menyampaikan teori – teori dan pertanyaan apabila ada yang kurang paham. Nah, kalau PJJ seperti sekarang ini, kita tidak terlalu banyak teori, malah beban kita sekarang ini adalah oleh tugas. Waktu awal -,awal tugas setiap hari selalu menghampiri saya, absen setiap mapel, ulangan online dan lain – lain. Tapi mau gimana lagi harus menerima juga,” katanya pada redaksi.
Artikel Terkait :
Selain itu, menurut Eca, panggilannya, PJJ ini membosankan dan menjenuhkan. Eca mengaku sangat rindu sekolah, kangen dengan teman – teman dan guru – guru.
“Yang biasanya kalau engga paham suka nanya langsung depan muka, ini engga bisa,” keluhnya.
Bukan itu saja, cewek manis yang pengen jadi Bidan atau Kowad ini, kasihan bagi yang belum punya hp. Menurutnya, mau bikin tugas atau melihat materi dari mana.
“Nah kasihan juga yang tidak punya kuota, kadang mereka harus minta ke ortu setiap Minggunya untuk belajar online. Nah kadang saya suka mikir,gimana kalau ada yang ga punya uang? Gimana kalau uang nya pas – pasan? Kasian kan orang tua nya terbebani. Tapi,orang tua selalu berusaha untuk anaknya. Itu sisi negatipnya,”papar Eca.
Walau begitu, mojang Bandung itu, menilai, ada sisi bagusnya, yakni belajar lebih mandiri, kreatif, mengasah otak, tidak sepenuhnya bergantung pada orang lain dan tentu saja, bisa sambil rebahan.
“Seperti halnya disuruh mengerjakan mind map, nah disitu kita harus kreatif. Kan kalau di sekolah kadang ada yang bergantung pada temannya dan bomat gitu (kalau tugas kelompok),”tandasnya.
“Walaupun kurang paham, tetapi kita tetap harus mengikutinya dan belajar otodidak. Apapun yang terjadi harus tetap semangat,” lanjutnya.
https://spirit.my.id/2020/12/dokter-relawan-covid-19-ini-sempat-tak.html
Terlepas dari semua ini, sang gadis, berharap, badai cepat berlalu. Eca menitip pesan, awali hari – hari dengan Bismillah dan minta doa dari orang tua.
“Harapan saya semua orang bisa tetap di rumah saja, terutama pada anak sekolah untuk menghindari tempat yang berkerumun banyak orang. Walaupun PJJ tetap Stay At Home. Kita harus bersatu melawan covid – 19,” harap Eca menutup.
(Res)