Ini Penyebab Minimnya Kontestan Proliga


reviewnews.id – Proliga adalah ajang tertinggi kompetisi bolavoli  tanah air, namun pesertanya semakin sedikit seolah tak menarik untuk diikuti. Tentu pecinta bolavoli bertanya, kenapa itu bisa terjadi?

Menurut Direktur Proliga, Hanny Surkatty, minimnya peserta proliga adalah mahalnya ongkos selama mengikuti event tersebut. Daftar saja klub harus merogoh kocek 75 juta.

”Tapi membiayai tim yang membutuhkan biaya yang sangat besar, terutama buat gaji pemain,” lanjutnya.

Karena itu tak heran, sejak digulirkan tahun 2012, yang diikuti 16 tim, peserta Proliga dari tahun ke tahun semakin berkurang.

Klub yang  masih eksis ikut Proliga adalah klub yang dibina oleh perusahaan yang peduli pada olahraga terbesar kedua setelah sepakbola ini.

Dikutip dari Jawa Pos, gaji pemainlah biaya paling mahal, hampir menghabiskan 60 persen budget ditambah apabila memiliki pemain asing, budgetnya bisa membengkak. 

Hal ini dijelaskan juga oleh Ayi Subarna, Manajer Bandung BJB Pakuan, gaji Maja Burazer, pemain asal Kroasia, mencapai 3,5 miliar semusim.

“Jumlah itu bisa buat menggaji sepuluh pemain local,” ungkapnya.

Belum lagi saat tur musim,  menginap di hotel berstandar bintang empat, pesawat yang mentereng, kalau menang laga, Manajer membawa pemainnya makan – makan di restoran wah. Yang pasti tim harus menyiapkan dana dikisaran 4 sampai 7,2 miliar per musim.

“Ya, kalau dibelikan Alphard, bisa dapat empatlah, ucapnya.

Ironinya, tidak ada keuntungan secara financial bila menjadi jawara, coba tengok, juara Proliga hanya dapat duit sebesar 1,5 miliar, tidak sepadan dong dengan pengeluaran.!Jadi pertanyaannya, kok masih ada yang tertarik ?

Menurut Loudry Maspaitella, Proliga adalah ajang pas  untuk mempromosikan branding perusahaan. Mantan tosser nasional itu mengatakan setiap jeda pertandingan brand perusahaan diputar. Ini juga diamini oleh Dedi Kurniawan, Wakil Manajer Pertamina Energi.

“Ini efektif sekali untuk mengenal produk – produk perusahaan kami,” terangnya.

Demikian juga dengan Nanang Mashudi, manajer Bhayangkara Surabaya Samator, nempelnya nama perusahaan adalah kekuatan tersendiri sebagai ajang promosi.


“Sejak Samator merger dengan Polri menjadi Bhayangkara Samator, secara tidak langsung menimbulkan minat menjadi Polisi,” pungkasnya.

(Res)

Posting Komentar untuk "Ini Penyebab Minimnya Kontestan Proliga"